Hubungan Pola Pikir dengan Rahasia Badan Tetap Ramping
TABLOIDBINTANG.COM - Bagi kaum hawa, bentuk badan adalah faktor penunjang percaya diri. Tapi tidak semua orang dengan mudah memperoleh berat atau bentuk badan seperti yang diinginkan.
Diet kadang tidak menjamin turunnya berat badan sesuai harapan, bahkan membuat tekanan tersendiri karena pediet harus menaati sejumlah peraturan.
Adakah cara lebih efektif? Mungkin ada baiknya kita mengubah pola pikir.
"Orang kurus memiliki hubungan yang sangat relaks dengan makanan. Berbeda dengan orang gemuk yang selalu menghitung baik dan buruknya makanan. Sehingga akhirnya soal makanan selalu ada di otaknya," jelas ahli nutrisi David L Katz.
Berikut pola pikir yang diterapkan mereka yang memiliki tubuh langsing.
- Olahraga pagi. Jangan selalu berpikir bentuk olahraga berarti sesuatu yang berat. Anda bisa melakukan sit up saat bangun tidur. Kegiatan yang terhitung ringan ini membakar 10 kalori.
- Daripada meminum secangkir kopi yang biasanya dicampur gula dan krim yang mengandung 105 kalori, beralihlah ke susu rendah lemak yang hanya mengandung 60 persen kalori kopi.
- Pilihlah camilan dalam ukuran mini. Beberapa bungkus biskuit ukuran reguler bisa mengandung 200 kalori plus sekantong keripik kentang bisa mencapai 75 kalori. Dengan memilih ukuran mininya, ada sekitar 175 kalori yang tidak jadi masuk ke dalam tubuh.
- Soda dan jus berkadar gula tinggi bisa dialihkan menjadi diet soda atau minuman tanpa pemanis. Anda bisa mengurangi 300 kalori.
- Menerima telepon dengan berdiri dan berjalan di sekeliling ruangan lebih baik daripada duduk atau tidur-tiduran, karena menghabiskan energi sebanyak 50 kalori.
- Konsumsi apel. Serat dan air yang terkandung di dalamnya membuat perut Anda lebih terasa kenyang. Dianjurkan paling tidak mengonsumsi 3 buah per hari untuk mengurangi berat badan. Dengan memakan apel, seratnya mengurangi 100 kalori energi yang masuk ke tubuh.
- Dalam pola pikir orang kurus, kalau isi perut memiliki skala 10, mereka akan berhenti saat skala 6-7. Sementara mereka yang bertubuh besar umumnya memilih berhenti pada skala 8 atau bahkan 10.
- Rasa lapar bukan keadaan darurat. Menurut ahli gizi Judith S Beck yang juga pengarang buku Beck Diet Solution, rasa lapar pada orang gemuk biasanya harus diatasi dengan cepat. Sementara orang kurus menganggap itu sebagai suatu proses datang dan pergi serta mengatasinya dengan santai. Sehinga saat makan pun mereka tidak melebihkan porsi.
- Tidak menggunakan makanan untuk mengatasi rasa sedih. Biasanya wanita memiliki kecenderungan mengalami masalah emosi. Dan untuk mengatasinya biasanya dengan makan. Tapi hal ini yang tidak dilakukan mereka yang bertubuh langsing, sehingga mereka tidak perlu mengalami kelebihan kalori.
- Camilan buah. Itu yang dipilih mereka yang berpostur ideal. Sementara orang yang bertubuh gemuk umumnya memiliki banyak rencana dan persediaan camilan yang dibeli mengikuti emosi.
dari Berbagai Sumber
(hari / gur)